Menurut : Raden Putra ( Cupel Monumen Keramat Kejawanan )
Tanah Negara Cirebon dibagi 2 wewenang antara Sultan Sepuh dan Sultan Anom. Keadaan di Keraton pakungwati selalu ricuh, karena adanya kedua Sultan yang selalu berebut wewenang. Dari itu Pangeran Sukmajaya diangkat sebagai Martani ( Penasehat ) di Kesultanan Cirebon. Martani berpendapat dengan kemampuan Negara Sultan Anom di buatkan Keraton Sebelah Utara diKarang Jimat peninggalan Ki Gede Lemahwungkuk. Keraton ini di sebut Keraton Kanoman pada tahun 1679 M. Dihuni oleh Sultan Anom dan pada waktu Keraton Pakungwati di sebut Keraton Kesepuhan sampai sekarang. Riwayat Pangeran Sukmajaya selaku juru Martani dari Sultan Sepuh ia selalu bertaqwa kehadiran ilahi. Sering-sering bila malam bersemedi di dalam lubang tanah persegi dibawah pohon api-api yang di kelilingi semak-semak niatnya untuk mempertajam kearah Ma Riafatullah yang mempertingkat kesaktian lahir dari keramatullah tempat persemedian itu didukuh siapi-api. Pada tahun 1530 M Belanda V.O.C sudah masuk di Negara Cirebon jaman Dinasti Gouvernoer-General Sppeelman tahun 1681 M. Ia memerintahkan kepada Tuan Vektor dan Kapten Karank untuk mengukub Sultan Sepuh Kesepuhan di dominior oleh Pemerintahan Belanada V.O.C mencampuri warisan yang alasannya akan membantu ketertiban sampai keamanan.
Pangeran Sukmajaya untuk melampiaskan dendam yang terkandung dalam hatinya terhadap V.O.C. mengadakan pemberontakan dengan penganutnya, menyerang markas di Cianjur, Sukabumi dan Pasar Gede Bandung jika malam, kadangkala berani juga siang hari Belanda kewalahan menghadapi serangan pemberontakan itu, dalam timbul padam timbul selama 1 tahun lama lama dapat di ketahui oleh pihak Belanda bahwa pimpinan pemberontakan itu yang di sebut Ki Gede mendua dia adalah Pangeran Sukmajaya saudara Sultan Kesepuhan, maka dari itu Tuan besar dari Batavia mengutus tuan Vektor supaya menyelesaikannya dengan Sultan Kesepuhan. Tuan Vektor bahwa kapten karank di Cirebon menghadap Sultan Sepuh menguraikan perihal pemberontakan yang berada di periangan, hal mana Sultan Sepuh dapat mengingatkan kakanya ialah Pangeran Sukmajaya. Bila gagal Kesultanan Kesepuhan dapat di saingi dari kompay Sultan Sepuh meminta waktu selama 1 bulan.
Setelah itu segera Sultan Sepuh mengutus Demang Jagabaya dan Lengse ( Ajudan) memanggil abangnya yang sedang melamun itu. Yang di utus sudah sampai bertemu Pangeran Sukmajaya menerima surat dan sudah mengerti maksudnya segera pulang menemui Sultan Sukmajaya. Rayi 1 adik Sultan, saya tak ridho atas tindakan Belanda perjuanan ku belum pudar. Saya tahu kekuatan kompay pada ukurannya. Pada malamnya Sultan sepuh bersemedi di dalam Agung. Di dalam itu juga Pangeran Sukmajaya mimpi kedatangan Embah Sunan Kali Jaga melambaikan tangannya dengan tanpa stop. Pagi harinya beliau mengahadap Rayinda Sabdanya "Oh Rayi Sultan, saya tidur semalam dapat ilham di hadiri Embah Sunan Kali Jaga melambaikan tangannya tanpa stop. Saya sekarang tak mau melanjutkan pemberontakan lagi pada kompay Belanda, agar kita selamat dan Keraton lanjut sebagai Kebudayaan Bangsa Jawa Indonesia umumnya".
Selanjutnya Sultan Sepuh melapor kepada Pihak Belanda bahwa Pengeran Sukmjaya sudah dapat di tentramkan, namun usul jangan sampai di tindak pidana karena Sultan Sepuh lanjut menjaga keamanannya. Hal tersebut dapat di terima oleh pihak Belanda seterusnya Pangeran Sukmajaya di tempatkan di Gedung Keputraan berumah tangga. Sekalipun dengan cara diam diam Pangeran Sukmajaya hati meski terhadap si penjajah Belanda dari itu ia sering-sering sakit nonjok. Maka sebab itu usianya kurang lebih setengah abad wafat. Penguburan jenazahnya di Gunung Sembung, sebelah barat pengimanan masjid Keramat Astana Gunung Sembung. Beliau tidak meningglkan putra seorangpun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar